Sunday, May 17, 2009

Kasus Flu Babi Meningkat di Jepang

Tokyo (ANTARA News/Reuters) - Jumlah kasus flu H1N1 di Jepang meningkat menjadi 17 pada Minggu, menurut pejabat kementerian kesehatan, di mana media melaporkan bahwa terjadi peningkatan kasus di kalangan pelajar sekolah menengah dari kota yang terletak tidak jauh dari pusat Jepang.

Kyodo News menyebutkan bahwa tambahan empat orang siswa yang dikonfirmasi menderita flu tersebut menjadikan jumlah kasus flu itu di seluruh Jepang mencapai 21 kasus.

Sebagian besar dari pelajar sekolah yang terdampak virus itu, yang bersekolah di Kobe dan Osaka di Jepang tengah, tidak melakukan perjalanan ke luar negeri sebelumnya, kata media.

Pejabat kementerian kesehatan mengatakan bahwa belum jelas bagaimana virus itu menyebar di kedua kota itu.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) , Sabtu, mengatakan bahwa pihaknya mengawasi dari dekat perkembangan situasi di Jepang, WHO menaikkan waspada pandeminya pada 29 April ke skala 5 dari 6 skala, yang berarti bahwa pandemi segera terjadi.

Bukti bahwa penyakit itu menyebar di luar Amerika Utara, dimana ia berasal, akan memicu peningkatan skala menjadi 6.

Kota Kobe, Sabtu, memutuskan untuk menutup sejumlah sekolah umum selama satu pekan setelah delapan kasus pertama dikonfirmasi.

Menteri Kesehatan Yoichi Masuzoe, Sabtu, mengatakan bahwa pihak berwenang akan mencoba untuk mengidentifikasi orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan para siswa dan mengambil keputusan seperti meminta beberapa orang tertentu untuk tetap tinggal di rumah dalam upaya mencegah penyebaran virus.

Virus baru itu tampak seperti flu musiman --menyebar dengan cepat dan menyebabkan gejala ringan.
(*)

Satu Desa di India Miliki 500 Manusia Kembar

New Delhi, (ANTARA News) - Para dokter sedang mempelajari satu desa unik di negara bagian Kerela, India selatan, yang memiliki lebih dari 500 manusia kembar padahal desa itu sendiri hanya memiliki 2.000 rumah tangga, demikian laporan harian berhasa Hindi, Danik Bhaskar, Kamis.

Meskipun kelahiran bayi kembar di desa tersebut telah disaksikan setidaknya selama tiga generasi, jumlah bayi kembar yang dilahirkan di desa Kodinhi meningkat setiap tahun, kata surat kabar tersebut, demikian dikutip dari Xinhua-OANA.

Dr. Krishan Sribhuj, yang telah mempelajari desa itu selama dua tahun belakangan, mengatakan meskipun orang kembar yang terdaftar berjumlah 500, jumlah sesungguhnya orang kembar di desa tersebut lebih dari 600.

Dokter itu telah mengesampingkan penyebab lingkungan hidup atau polusi sebagai satu faktor, dan mengatakan semua orang kembar tersebut sehat dan tak memiliki gangguan.

Ia menduga fenomena itu berkaitan dengan kebiasaan makan warga desa, yang memiliki 45 orang kembar bagi setiap 1.000 orang, enam kali lebih banyak dari angka rata-rata.

Pada 2008 saja, 30 bayi kembar dilahirkan di desa tersebut.(*)

Wednesday, May 13, 2009

Resensi : Mengenal Investasi Saham

oleh Mulyo Sunyoto


Jakarta (ANTARA News) - Seorang karyawan di sebuah perusahaan pers bercerita bahwa banyak orang terpelajar dan berduit di Indonesia yang masih "katrok" alias kampungan dalam mengelola keuangan mereka.

"Mereka hanya tahu bahwa menanam uang dalam bentuk deposito merupakan pilihan yang utama, karena aman dan tak memerlukan banyak energi dalam pengelolaannya. Tapi mereka mengeluh karena hasilnya tak memuaskan," kata karyawan itu.

Bagi yang mau bersusah-susah, membangun rumah atau kamar kontrakan merupakan pilihan lain yang disukai banyak orang berduit. "Hasilnya agak lumayan tapi memerlukan pengelolaan yang agak merepotkan. Apalagi tak semua pengontrak bertabiat dan beritikad baik," katanya.

Nah, ada cara yang belum dilirik orang kebanyakan dalam memutar dana yang dimiliki, yakni berinvestasi dalam bentuk saham.

Ada sebuah buku yang bisa menuntun seseorang untuk memutar dana dengan berinvestasi atau berjual beli saham. Buku itu ditulis Ir Gregorius Sihombing MM dengan judul "Kaya dan Pinter Jadi Trader dan Investor Saham".

Ada empat poin penting yang menjadi bahasan dalam buku itu, yakni strategi membeli dan menjual saham, cara memilih broker, daftar perusahaan blue chips dan CEO handal serta tips dan trik transaksi saham online.

Berjual beli saham sebagai salah satu aktivitas ekonomi memang tak bisa dilakukan setengah-setengah, dalam arti mencoba-coba. Perlu keseriusan dan komitmen kuat untuk mencemplungkan diri dalam dunia transaksi saham.

Hukum ekonomi yang paling prinsip juga berlaku di dunia ini: pilihan paling berisiko diganjar keuntungan yang paling besar sementara pilihan yang kurang berisiko akan mendapat imbalan yang kurang menguntungkan.

Jika seseorang tak mau ambil risiko dan ingin mendapat kepastian bahwa uang yang ditanam memberikan keuntungan, orang itu harus bertransaksi di saham blue chips, alias saham dari perusahaan yang menjadi pemimpin di kelasnya seperti Telkom, Indosat, Astra International.

Jika mau dapat keuntungan yang lebih besar dari saham blue chips, belilah saham lapis kedua, yang tentu saja berisiko rugi lebih besar karena adanya gejolak pasar yang lebih besar pula. Saham lapis ketiga memberi keuntungan yang lebih besar lagi tapi dengan tingkat ketidakpastian lebih besar pula.

Tentu untuk terjun jadi investor saham perlu melakukan pengamatan yang cermat atas pergerakan harga saham yang selalu berubah dalam hitungan detik.

Karena dunia teknologi informasi telah demikian maju secara pesat, perdagangan saham pun telah mengikuti kecenderungan umum, yakni jual-beli saham secara online.

Penulis buku ini menyajikan uraian tentang jual-beli secara online dan keuntungannya dibanding transaksi saham secara manual dengan bahasa yang mudah dicerna bagi pembaca umum yang tak punya latar belakang pendidikan ekonomi sekali pun.

Bagi mereka yang awam soal jual-beli saham secara online, Gregorius Sihombing menuntun dengan bahasan yang rinci dan mencoba meyakinkan bahwa dana yang digunakan untuk jual-beli saham secara online itu tak akan hilang atau raib dengan mudah. Ada sistem teknologi informasi yang memberikan jaminan bahwa data dan dana yang dimiliki seseorang tak akan dengan mudah bisa disalahgunakan oleh para hacker.

Ada hal penting yang perlu diketahui oleh investor saham lewat dunia maya, yakni dalam memilih broker atau perusahaan sekuritas yang memberikan fasilitas perdagangan online untuk nasabahnya.

Memilih broker ini sangat krusial sehingga para calon nasabah online trading harus hati-hati. Ada beberapa langkah yang perlu dilewati: mengumpulkan nama-nama broker dan memilih yang punya reputasi, tidak perlu yang paling besar.

Langkah kedua adalah membandingkan setoran dana awal minimum yang dibutuhkan masing-masing broker. Perhatikan juga biaya yang akan dibebankan pada nasabah.

Jangan lupa membandingkan tingkat kecepatan transaksi antarbroker. Bandingkan kelengkapan fitur online trading serta dukungan yang diberikan masing-masing broker.
Pilihlah broker yang kantornya dekat dengan keberadaan anda. Kenalilah secara pribadi para staf pemasaran dan staf akun ("account officer") dalam perusahaan sekuritas yang akan anda jadikan mitra transaksi saham secara online.

Tampaknya, kaum terpelajar dan berduit di tanah air perlu membaca buku ini agar tak gampang dicap sebagai "katrok" karena buta sama sekali tentang dunia jual-beli saham. Di negara-negara maju, ibu-ibu rumah tangga pun tak asing lagi dengan dunia jual-beli saham lewat dunia maya. (*)

Monday, May 11, 2009

First, Second and Third World


Worlds within the World?

The First, the Second, and the Third World.
When people talk about the poorest countries of the world, they often refer to them with the general term Third World, and they think everybody knows what they are talking about. But when you ask them if there is a Third World, what about a Second or a First World, you almost always get an evasive answer. Other people even try to use the terms as a ranking scheme for the state of development of countries, with the First world on top, followed by the Second world and so on, that's perfect - nonsense.

To close the gap of information you will find here explanations of the terms.

The use of the terms First, the Second, and the Third World is a rough, and it's safe to say, outdated model of the geopolitical world from the time of the cold war.
There is no official definition of the first, second, and the third world. Below OWNO's explanation of the terms.

Four Worlds
After World War II the world split into two large geopolitical blocs and spheres of influence with contrary views on government and the politically correct society:
  1. The bloc of democratic-industrial countries within the American influence sphere, the "First World".
  2. The Eastern bloc of the communist-socialist states, the "Second World".
  3. The remaining three-quarters of the world's population, states not aligned with either bloc were regarded as the "Third World."
  4. The term "Fourth World", coined in the early 1970s by Shuswap Chief George Manuel, refers to widely unknown nations (cultural entities) of indigenous peoples, "First Nations" living within or across national state boundaries.

First there was the three worlds model
The origin of the terminology is unclear. In 1952 Alfred Sauvy, a French demographer, wrote an article in the French magazine L'Observateur which ended by comparing the Third World with the Third Estate: "ce Tiers Monde ignoré, exploité, méprisé comme le Tiers État" (this ignored Third World, exploited, scorned like the Third Estate). Other sources claim that Charles de Gaulle coined the term Third World, maybe de Gaulle only has quoted Sauvy. However...

__ Definitions

point The term "First World" refers to so called developed, capitalist, industrial countries, roughly, a bloc of countries aligned with the United States after World War II, with more or less common political and economic interests: North America, Western Europe, Japan and Australia.

to Countries of the "First World"



point "Second World" refers to the former communist-socialist, industrial states, (formerly the Eastern bloc, the territory and sphere of influence of the Union of Soviet Socialists Republic) today: Russia, Eastern Europe (e.g., Poland) and some of the Turk States (e.g., Kazakhstan) as well as China.

to Countries of the "Second World"



point "Third World" are all the other countries, today often used to roughly describe the developing countries of Africa, Asia and Latin America.
The term Third World includes as well capitalist (e.g., Venezuela) and communist (e.g., North Korea) countries, as very rich (e.g., Saudi Arabia) and very poor (e.g., Mali) countries.
Below

to Countries of the "Third World"
Third World Countries classified by various indices: their Political Rights and Civil Liberties, the Gross National Income (GNI) and Poverty of countries, the Human Development of countries, and the Freedom of Information within a country.


point The term "Fourth World" first came into use in 1974 with the publication of Shuswap Chief George Manuel's: The fourth world : an Indian reality (amazon link to the book), the term refers to nations (cultural entities, ethnic groups) of indigenous peoples living within or across state boundaries (nation states).

see to Native American Indians
American Indian Nations.

More links to nations of the "Fourth World" you will find at the Nations Online Project respective country pages under "Natives".
The outdated three worlds model



Sunday, May 10, 2009

Terbitan Perdana


Saya disini sebagai pemula yang sedang belajar menulis. Ide ini berawal ketika saya berpikir, merenung, dan melamun (heheh...maklum, kalo lagi nganggur, emang kayak gitu kegiatannya), apa jadinya ya kalo saya mencoba mencurahkan apa yang ada di benak saya ke dalam sebuah tulisan, kayak apa sih jadinya.

Kadang ketika saya berpikir tentang sesuatu, oo..iyaya kayak gini, mmm.. gitu ya..., wah...emang kayak gini nih seharusnya, dan hal itu kadang hanya selintas aja di pikiran, kemudian dalam beberapa waktu selanjutnya, saya coba inget-inget...apa sih yang kemaren tuh...kok lupa ya...dan biasanya itu hal-hal yang kurang penting sih untuk diinget, dan untungnya kebanyakan bukan hal yang berkaitan dengan pekerjaan saya.

Apa jadinya kalau hal sepenting pekerjaan dilupakan, tentunya pekerjaan saya jadi kacau dan saya akan terancam dipecat. Alhamdulillah sejauh ini saya masih bisa melaksanakan tugas saya dengan lancar. Memang agak aneh sih, kayak sindrome "short range memories loss" gitu deh. Semoga aja tulisan ini membantu saya dalam mengingat sesuatu-sesuatu tersebut. Amiin